Friday, 30 January 2015

Horor

Cewek Misterius

                Malam harinya, Ana di datangi oleh Kakek bersorban putih, kali ini si Kakek meminta Ana memakai kalung itu “kamu harus memakai kalung itu, kalau tidak, Kakek akan terus masuk kedalam mimpi kamu”. Karena tidak mau bermimpi buruk lagi, keesokan paginya, Ana mulai memakai kalung pemberikan Kakek bersorban putih. Awalnya Ana gelisah memakai benda yang jarang ia pake. Namun, demi tidur nyenyak, Ana mencoba membiasakan diri dengan kalung itu.

                Di sekolah, Ana langsung menunjukkan kalung pemberian Kakek itu ke Nindy. Awalnya Nindy tidak percaya dengan apa yang Ana ceritakan. Namun, setelah mendengar penjelasan Ana. Nindy akhirnya percaya juga. Tapi tetap dengan penasaran akan cerita Ana. Di kantin Ana masih membahas soal kalung itu.


                “aku gak percaya dow na kalau itu kalung dari mimpi”kata Tomi.

              “kalau aku percaya kok Ana. Apapun yang kamu bilang, aku selalu percaya sama kamu”kata Aryo , sambil memandang muka Ana.

                “kalau kalian gak percaya sih gak papa. Tapi itu beneran terjadi”kata Ana.

                “yaudah na, kita bahas yang lain aja. Mau bagaimana pun cara kamu jelasin ke mereka ,mereka juga gak bakal percaya”kata Nindy, sewot.

Hari itu mereka terdiam sejenak sambil memikirkan pembahasan yang akan mereka bicara kan lagi. cukup lama saling diam, sampai akhirnya bel masuk pun berbunyi. ketika itu mereka langsung pergi menuju kelasnya masing-masing.
                Saat pelajaran berlangsung, Ana mendengar tangisan itu lagi. Kali ini sangat jelas terdengar. Namun, entah kenapa, hanya Ana yang mendengar suara tangisan itu. Penasaran, Ana melihat kearah belakang dimana tangisan itu berasal. Saat itu Ana melihat seorang cewek tengah duduk sendiri di kursi paling belakang. Kursi yang sengaja di kosongkan itu memang memiliki misteri yang sampai sekarang belum bisa di pecahkan. Beberapa kali siswa maupun siswi duduk di kursi itu, tapi gak ada satupun yang betah duduk disana. Bahkan beberapa siswi mengalami mimpi buruk ketika duduk di kursi itu. Cukup lama Ana melihat kearah belakang, sampai akhirnya tangisan itu pun terhenti. Perlahan cewek misterius itu mengangkat kepalanya. Saat mukanya hampir terlihat. Tiba-tiba saja Buk Sonya menegur Ana karena tidak memperhatikan dia mengajar.

                “apa yang kamu lihat di belakang tu, perhatikan kedepan”teriak Buk Sonya. Buk Sonya adalah guru Bahasa Indonesia yang cukup ditakuti oleh banyak siswa dan siswi di SMAN 113. Bahkan banyak senior yang gak bisa lupa sama  Buk Sonya akibat pernah di hukum.

                “iya Buk, maaf”kata Ana, kaget.

Gak beberapa lama, Ana mencoba melihat kearah belakang lagi. Namun, seperti sebelumnya, cewek itu menghilang. Rasa penasaran mulai merasuki Ana. Bahkan Ana berfikir untuk mencari tahu siapa cewek yang duduk di kursi paling belakang itu.
                Sepulangnya dari sekolah, Ana masih memikirkan tentang cewek yang selalu menangis ketika jam pelajaran terakhir itu. Dalam perjalanan menuju parkiran, tiba-tiba Nindy datang menghampiri Ana dalam keadaan terburu-buru.

                “kamu kanapa na?, dari tadi aku manggil kamu loh”kata Nindy, sambil menarik nafas karena habis berlari.

                “Ana gak papa dy, Cuma lagi kepikiran sama cewek yang beberapa hari ini terlihat di jam pelajaran terakhir”kata Ana.

                “cewek yang nangis itu na?”tanya Nindy.

                “iya, kok tau dy?, kamu dengar juga ya tangisan dia?”

                “kan kemarin kamu yang bilang itu. Mungkin halusinasi kamu aja tu na”

Hari itu Ana pulang dalam keadaan fikiran penuh teka-teki. Bahkan di kamar, Ana tetap memikirkan tentang cewek misterius yang ia lihat di dalam kelas. ‘siapa dia?, kenapa hanya Ana yang mendengar dan melihat dia?’tanya Ana dalam hati. Namun, walau begitu, Ana tetap mencoba untuk tidak terlalu terbebani dengan teka-teki itu. Di jam makan malam, Ana menceritakan soal cewek yang dia lihat ketika di kelas. Tapi Ayah dan Ibunya hanya menganggap kalau itu halusinasi belaka. Gak ada yang percaya dengan cerita Ana. Sampai akhirnya Ana  memutuskan untuk tidur lebih awal supaya fikirannya bisa lebih tenang.
                Malam itu udara terasa sangat dingin. Angin berhembus kencang menandakan akan turun hujan. Dalam keadaan tidur, tiba-tiba saja Ana berada disuatu tempat yang tidak asing buatnya, yaitu Kelas.

                “dimana ini?”tanya Ana, bingung.

suara tangisan seorang cewek terdengar lagi.

                “tangisan itu!!!”seru Ana, yang langsung melihat kearah tangisan itu terdengar.

Ternyata yang menangis itu adalah cewek misterius yang ada di kelasnya.

                “cewek itu, dan ini kan kelas Ana”kata Ana, sambil melihat kesegala Arah.

Tiba-tiba tangisan itu terhenti lagi. Cewek berbaju putih abu-abu itu perlahan mengangkan kepalanya. Ana yang semakin penasaran berjalan mendekati cewek itu. sesampainya di sana, Ana mencoba untuk berbicara dengan si cewek misterius.

                “kamu siapa?, kenapa selalu menangis?”tanya Ana.

Namun, cewek misterius itu hanya diam. Bahkan Ana tidak bisa melihat muka si cewek karena tertutup dengan rambut panjang yang terurai.

                “bisakah aku membantu mu?”tanya Ana lagi.

Masih terdiam tanpa jawaban.

                “aku gak tahu harus ngelakuin apa, kalau kamu hanya diam saja”kata Ana.

Cukup lama cewek misterius itu diam. Sampai akhirnya cewek itu mengeluarkan satu kata yang membuat Ana terkejut.

                “PERGI..!!!”

                “maksud kamu?”tanya Ana.

                “PERGI...!!!”

                “kenapa aku harus pergi?”tanya Ana lagi.

                “karena, kamu dan orang yang ada di sekolah ini, akan mati perlahan-lahan”

                “aku gak mengerti dengan apa yang kamu bilang”kata Ana.

Saat itu juga cewek misterius memperlihatkan mukanya. Shock, itu yang pertama Ana rasakan. Ia melihat seorang cewek yang seumuran dengannya dalam keadaan muka yang sangat pucat, mata si cewek menatap tajam kearah Ana, air matanya masih mengalir. Ana yang ketakutan bercampur kasihan mecoba untuk mengajaknya bicara.

                “kenapa kamu ada disini?”tanya Ana.

                “karena aku adalah murid di sekolah ini”jawabnya datar.

                “apa yang terjadi sama kamu?”tanya Ana.

                “aku salah satu murid yang menjadi tumbal dari sekolah ini”jawab si cewek.

                “maksud kamu apa?”

                “karena sekolah ini berdiri diatas gerbang dunia gaib”kata si cewek. “kalian harus pergi dari sekolah ini, selamatkan diri kalian”

Gak beberapa lama, cewek misterius itu menjadi gelisah. Dia melihat kesegala arah. Matanya berputar-putar melihat langit-langit kelas.

                “kamu kenapa?”tanya Ana penasaran.

                “aku harus pergi, dia datang , aku tidak bisa ceria lagi. ingat pesan ku Ana”

seketika cewek itu lenyap bagaikan debu. Tiba-tiba Ana mendengar suara geraman yang semakin lama semakin mendekat. Saat itu juga, Ana melihat sesosok makhluk tinggi besar, berbadan hitam dipenuhi bulu sedang menatap tajam kearah Ana dengan mata merahnya. Mahluk itu terlihat sangat marah dengan kehadiran Ana. Tanpa sempat berbicara, makhluk itu langsung menyerang Ana. seketika itu juga, Ana langsung terbangun dari tidurnya.
                Malam itu Ana mengalami shock akibat mimpi buruknya. Ia tidak bisa tidur bahkan begadang sampai pagi menjelang. Di sekolah, Ana masih memikirkan tentang cewek misterius yang mendatanginya. Sejak kedatangan cewek itu dalam mimpi, Ana tidak mendengar bahkan melihat cewek itu di dalam kelasnya lagi. Tapi tetap saja, Ana penasaran dengan cewek misterius itu.

                Di kantin, Ana menceritakan mimpinya semalam kepada para sahabatnya.

                “Ana semalam mengalami mimpi buruk lagi dy, kali ini di datangi oleh cewek yang sering Ana lihat nangis di dalam kelas”kata Ana.

                “terus apa yang terjadi na?”tanggap Nindy dengan serius.

                “dia bilang , kalau dia itu adalah korban tumbal dari sekolah ini. Ana juga gak mengerti dengan maksudnya”kata Ana.

                “kamu udah tanya siapa namanya?”tanya Nindy.

                “gak sampat dy, seteloah di cerita soal itu, tiba-tiba saja dia kabur. Tapi sebelum kabaur, dia berpesan untuk segera meningglakan sekolah ini. karena sekolah ini berdiri tepat di depan gerbang dunia gaib”jelas Ana.

                “kamu serius na dengan apa yang kamu bilang”kata Lia.

                “bener Lia, Ana gak mungkin mengada-ngada”kata Ana meyakinkan sahabatnya.

                “terus kenapa cewek itu kabur?”tanya Nindy.

                “karena ada sosok yang gak membiarkan dia cerita soal kisahnya”jawab Ana.

                “maksud kamu sosok yang gimana?”tanya Aryo yang ikut penasaran.

                “setelah dia pergi, makhluk itu datang, badannya hitam di tutupi bulu, terus matanya merah dan sosoknya itu tinggi besar”jelas Ana.

                “gila, aku  jadi merinding dengernya na”kata Nindy.

                “kamu gak di apa-apinyakan na?”tanya Aryo.

              “waktu itu dia langsung menyerang Ana, tapi saat itu Ana langsung kebangun dari tidur”kata Ana.
                “setidaknya kamu baik-baik saja na”kata Lia.

                “iya sih, Cuma Ana masih penasaran sama cewek yang ada di mimpi Ana itu. Kalian mau gak bantu Ana nyari info tentang siapa cewek itu?”kata Ana.

                “aku sih, sip-sip aja na”kata Nindy, dengan semangatnya.

                “kamu selalu ada dekat kamu Ana, dalam arti aku ikut”kata Aryo.

                “aduh!, tugas aku banyak ni”kata Tomi

                “buat aja jarang, sok-sok pula kau Tom”kata Aryo. “pokoknya kau harus ikut Tom”

                “iya-iya aku ikut”.

                “Lia takut ni na, dengerin ceeriatnya aja udah buat merinding”kata Lia.

                “gak papa Lia, kita kan Cuma cari info nya aja. Tenang aja gak bakalan kenapa-kenapa kok”ajak Ana.

                “iya deh na”.

Hari itu, mereka mulai membuat rencana untuk mencari informasi tentang cewek misterius itu. sepulang sekolah, Ana dan sahabatnya pergi menuju rumah Pak Yanto, penjaga sekolah. Sesampainya disana, ternyata Pak Yanto sedang tidak ada dirumah.

                “jadi kita harus gimana?”tanya Tomi.

                “kita tunggu saja Pak Yanto pulang”kata Nindy.

                “tapi kita gak tau Pak Yanto pulangnya jam berapa”kata Tomi, sambil memegang perut yang kelaparan.

                “yaudah, kita pulang aja, besok kita temui Pak Yanto pas jam istirahat”kata Ana.

Akhirnya mereka berlima pulang kerumah masing-masing. Ana yang masih penasaran dengan cewek misterius itu, masih terus memikirkan teka-teki dalam pesan si cewek. Malam itu Ana bisa tidur dengan nyenyak, karena tidak ada mimpi buruk yang mendatanginya.

                Keesokan harinya. Ana dan sahabatnya mulai mencari Pak Yanto. Hari itu Pak Yanto lagi jualan makanan di kantin samping sekolah.

                “siang Pak”sapa Ana.

                “siang juga dek, mau beli apa ni?”tanya Pak Yanto.

                “kami mau nanya sesuatu sama Bapak”kata Ana.

                “mau nanya apa ?”tanya Pak Yanto

                “soal cewek yang pernah meninggal di sekolah ini”

Mendengar perkataan Ana, Pak Yanto langsung terkejut, seakan tahu dengan kisah cewek misterius itu.
                “sepulang sekolah, kalian datang aja ke rumah Bapak. Karena Bapak mau jualan dulu”kata Pak Yanto, dengan tatapan serius.

                “baik Pak”

Siang itu, mereka kembali kekelas untuk melanjutkan pelajan terakhir di hari itu. setelah bel pulang berbunyi. Ana dan ke-empat sahabatnya pergi menuju rumah Pak Yanto. Di sana, Pak Yanto sudah menunggu mereka.

                “jadi, apa yang mau kalian ketahui dari siswi itu?”tanya Pak Yanto.

                “emangnya dia itu siapa Pak?”tanya Nindy.

Hari itu Pak Yanto menceritakan semua tentang cewek misterius itu. singkat cerita, cewek itu bernama Wulan, siswi kelas 1 yang meninggal akibat kecelakaan di depan sekolah. Sejak meninggalnya Wulan, sekolah ini semakin angker. Bahkan penampakan Wulan sering terlihat di dalam kelasnya, yaitu kelas yang sedang dihuni oleh Ana dan Nindy. Wulan adalah siswi terakhir yang meninggal, karena sejak berdirinya sekolah ini, hampir setiap tahun siswi di sekolah ini akan meninggal secara misterius. Beberapa paranormal juga sudah di panggil untuk melihat keadaan sekolah ini, dan memang di sekolah ini adalah  gerbang penghubung dunia gaib.

                “apa tahun ini belum ada korbannya Pak?”tanya Nindy.

                “belum, jadi berhati-hatilah bagi kalian. Tapi apa yang membuat kalian menanyakan tentang siswi itu?”kata Pak Yanto.

                “karena dia mendatangi saya dalam mimpi Pak”jawab Ana

                “apa yang dia bilang ke kamu?”tanya Pak Yanto.

                “di berpesan untuk segera meninggalkan sekolah ini”jawab Ana.

                “terus apa lagi yang dia bilang?”tanya Pak Yanto lagi.

                “hanya itu, setelah itu dia menghilang, karena ada sosok yang menahannya untuk bercerita lagi”kata Ana.

                “sosok yang gimana?”

           “sosok tinggi besar, matanya mereh, badannya hitam di penuhi bulu, seperti seeskor gorila”kata Ana.

                “itu namanya genderuwo. Sosok yang juga sering mengganggu dan menjadi penyebab meninggalkan siswi disini”kata Pak Yanto. “lebih baik, kalian tinggalkan sekolah ini, karena makhluk itu bisa menyerang kalian”

                “tenang aja Pak, kami gak bakal di ganggu kok, kenal juga enggak”kata Aryo, sambil tertawa.

                “ussh!, jangan gitu, entar dia datang”kata Tomi.

Setelah pulang dari rumah Pak Yanto. Mereka berlima di hantui oleh rasa penasaran dan teka-teki keangkeran sekolahnya. Walau begitu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena dalam minggu ini mereka mereka akan menghadapi Ulangan harian.

                “besok kita semua akan Ulangan selama seminggu, jadi lebih baik kita lupakan masalah tentang sekolah ini, kita harus fokus dulu dengan Ulangan harian”kata Ana.

                “oke deh na”jawab temannya hampir bersamaan.

Malam harinya, Ana mulai belajar untuk menghadapi Ulangan harian. Seperti bisanya, Ana selalu ingin memberikan yang terbaik untuk kedua orangtuanya. Tidak hanya Ana, Nindy dan Lia juga melakukan hal yang sama. Namun, beda halnya dengan Aryo dan Tomi, karena mereka jarang belajar dan lebih suka menonton televisi atau bermain game.


 Penulis : Yoki Merkuri
Twitter : @yoki_ym

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...