Cewek Misterius
Malam
harinya, Ana di datangi oleh Kakek bersorban putih, kali ini si Kakek meminta
Ana memakai kalung itu “kamu harus memakai kalung itu, kalau tidak, Kakek akan
terus masuk kedalam mimpi kamu”. Karena tidak mau bermimpi buruk lagi, keesokan
paginya, Ana mulai memakai kalung pemberikan Kakek bersorban putih. Awalnya Ana
gelisah memakai benda yang jarang ia pake. Namun, demi tidur nyenyak, Ana
mencoba membiasakan diri dengan kalung itu.
Di
sekolah, Ana langsung menunjukkan kalung pemberian Kakek itu ke Nindy. Awalnya
Nindy tidak percaya dengan apa yang Ana ceritakan. Namun, setelah mendengar
penjelasan Ana. Nindy akhirnya percaya juga. Tapi tetap dengan penasaran akan cerita
Ana. Di kantin Ana masih membahas soal kalung itu.
“aku
gak percaya dow na kalau itu kalung dari mimpi”kata Tomi.
“kalau
aku percaya kok Ana. Apapun yang kamu bilang, aku selalu percaya sama kamu”kata
Aryo , sambil memandang muka Ana.
“kalau
kalian gak percaya sih gak papa. Tapi itu beneran terjadi”kata Ana.
“yaudah
na, kita bahas yang lain aja. Mau bagaimana pun cara kamu jelasin ke mereka
,mereka juga gak bakal percaya”kata Nindy, sewot.
Hari itu mereka terdiam sejenak
sambil memikirkan pembahasan yang akan mereka bicara kan lagi. cukup lama
saling diam, sampai akhirnya bel masuk pun berbunyi. ketika itu mereka langsung
pergi menuju kelasnya masing-masing.
Saat
pelajaran berlangsung, Ana mendengar tangisan itu lagi. Kali ini sangat jelas
terdengar. Namun, entah kenapa, hanya Ana yang mendengar suara tangisan itu.
Penasaran, Ana melihat kearah belakang dimana tangisan itu berasal. Saat itu
Ana melihat seorang cewek tengah duduk sendiri di kursi paling belakang. Kursi
yang sengaja di kosongkan itu memang memiliki misteri yang sampai sekarang
belum bisa di pecahkan. Beberapa kali siswa maupun siswi duduk di kursi itu,
tapi gak ada satupun yang betah duduk disana. Bahkan beberapa siswi mengalami
mimpi buruk ketika duduk di kursi itu. Cukup lama Ana melihat kearah belakang,
sampai akhirnya tangisan itu pun terhenti. Perlahan cewek misterius itu mengangkat
kepalanya. Saat mukanya hampir terlihat. Tiba-tiba saja Buk Sonya menegur Ana
karena tidak memperhatikan dia mengajar.
“apa
yang kamu lihat di belakang tu, perhatikan kedepan”teriak Buk Sonya. Buk Sonya
adalah guru Bahasa Indonesia yang cukup ditakuti oleh banyak siswa dan siswi di
SMAN 113. Bahkan banyak senior yang gak bisa lupa sama Buk Sonya akibat pernah di hukum.
“iya
Buk, maaf”kata Ana, kaget.
Gak beberapa lama, Ana mencoba
melihat kearah belakang lagi. Namun, seperti sebelumnya, cewek itu menghilang.
Rasa penasaran mulai merasuki Ana. Bahkan Ana berfikir untuk mencari tahu siapa
cewek yang duduk di kursi paling belakang itu.
Sepulangnya
dari sekolah, Ana masih memikirkan tentang cewek yang selalu menangis ketika
jam pelajaran terakhir itu. Dalam perjalanan menuju parkiran, tiba-tiba Nindy
datang menghampiri Ana dalam keadaan terburu-buru.
“kamu
kanapa na?, dari tadi aku manggil kamu loh”kata Nindy, sambil menarik nafas
karena habis berlari.
“Ana
gak papa dy, Cuma lagi kepikiran sama cewek yang beberapa hari ini terlihat di
jam pelajaran terakhir”kata Ana.
“cewek
yang nangis itu na?”tanya Nindy.
“iya,
kok tau dy?, kamu dengar juga ya tangisan dia?”
“kan
kemarin kamu yang bilang itu. Mungkin halusinasi kamu aja tu na”
Hari itu Ana pulang dalam keadaan
fikiran penuh teka-teki. Bahkan di kamar, Ana tetap memikirkan tentang cewek
misterius yang ia lihat di dalam kelas. ‘siapa dia?, kenapa hanya Ana yang
mendengar dan melihat dia?’tanya Ana dalam hati. Namun, walau begitu, Ana tetap
mencoba untuk tidak terlalu terbebani dengan teka-teki itu. Di jam makan malam,
Ana menceritakan soal cewek yang dia lihat ketika di kelas. Tapi Ayah dan
Ibunya hanya menganggap kalau itu halusinasi belaka. Gak ada yang percaya
dengan cerita Ana. Sampai akhirnya Ana
memutuskan untuk tidur lebih awal supaya fikirannya bisa lebih tenang.
Malam
itu udara terasa sangat dingin. Angin berhembus kencang menandakan akan turun
hujan. Dalam keadaan tidur, tiba-tiba saja Ana berada disuatu tempat yang tidak
asing buatnya, yaitu Kelas.
“dimana
ini?”tanya Ana, bingung.
suara tangisan seorang cewek
terdengar lagi.
“tangisan
itu!!!”seru Ana, yang langsung melihat kearah tangisan itu terdengar.
Ternyata yang menangis itu adalah
cewek misterius yang ada di kelasnya.
“cewek
itu, dan ini kan kelas Ana”kata Ana, sambil melihat kesegala Arah.
Tiba-tiba tangisan itu terhenti
lagi. Cewek berbaju putih abu-abu itu perlahan mengangkan kepalanya. Ana yang
semakin penasaran berjalan mendekati cewek itu. sesampainya di sana, Ana
mencoba untuk berbicara dengan si cewek misterius.
“kamu
siapa?, kenapa selalu menangis?”tanya Ana.
Namun, cewek misterius itu hanya
diam. Bahkan Ana tidak bisa melihat muka si cewek karena tertutup dengan rambut
panjang yang terurai.
“bisakah
aku membantu mu?”tanya Ana lagi.
Masih terdiam tanpa jawaban.
“aku
gak tahu harus ngelakuin apa, kalau kamu hanya diam saja”kata Ana.
Cukup lama cewek misterius itu
diam. Sampai akhirnya cewek itu mengeluarkan satu kata yang membuat Ana
terkejut.
“PERGI..!!!”
“maksud
kamu?”tanya Ana.
“PERGI...!!!”
“kenapa
aku harus pergi?”tanya Ana lagi.
“karena,
kamu dan orang yang ada di sekolah ini, akan mati perlahan-lahan”
“aku
gak mengerti dengan apa yang kamu bilang”kata Ana.
Saat itu juga cewek misterius
memperlihatkan mukanya. Shock, itu yang pertama Ana rasakan. Ia melihat seorang
cewek yang seumuran dengannya dalam keadaan muka yang sangat pucat, mata si
cewek menatap tajam kearah Ana, air matanya masih mengalir. Ana yang ketakutan
bercampur kasihan mecoba untuk mengajaknya bicara.
“kenapa
kamu ada disini?”tanya Ana.
“karena
aku adalah murid di sekolah ini”jawabnya datar.
“apa
yang terjadi sama kamu?”tanya Ana.
“aku
salah satu murid yang menjadi tumbal dari sekolah ini”jawab si cewek.
“maksud
kamu apa?”
“karena
sekolah ini berdiri diatas gerbang dunia gaib”kata si cewek. “kalian harus
pergi dari sekolah ini, selamatkan diri kalian”
Gak beberapa lama, cewek
misterius itu menjadi gelisah. Dia melihat kesegala arah. Matanya
berputar-putar melihat langit-langit kelas.
“kamu
kenapa?”tanya Ana penasaran.
“aku
harus pergi, dia datang , aku tidak bisa ceria lagi. ingat pesan ku Ana”
seketika cewek itu lenyap
bagaikan debu. Tiba-tiba Ana mendengar suara geraman yang semakin lama semakin
mendekat. Saat itu juga, Ana melihat sesosok makhluk tinggi besar, berbadan
hitam dipenuhi bulu sedang menatap tajam kearah Ana dengan mata merahnya.
Mahluk itu terlihat sangat marah dengan kehadiran Ana. Tanpa sempat berbicara,
makhluk itu langsung menyerang Ana. seketika itu juga, Ana langsung terbangun
dari tidurnya.
Malam
itu Ana mengalami shock akibat mimpi
buruknya. Ia tidak bisa tidur bahkan begadang sampai pagi menjelang. Di
sekolah, Ana masih memikirkan tentang cewek misterius yang mendatanginya. Sejak
kedatangan cewek itu dalam mimpi, Ana tidak mendengar bahkan melihat cewek itu
di dalam kelasnya lagi. Tapi tetap saja, Ana penasaran dengan cewek misterius
itu.
Di
kantin, Ana menceritakan mimpinya semalam kepada para sahabatnya.
“Ana
semalam mengalami mimpi buruk lagi dy, kali ini di datangi oleh cewek yang
sering Ana lihat nangis di dalam kelas”kata Ana.
“terus
apa yang terjadi na?”tanggap Nindy dengan serius.
“dia
bilang , kalau dia itu adalah korban tumbal dari sekolah ini. Ana juga gak
mengerti dengan maksudnya”kata Ana.
“kamu
udah tanya siapa namanya?”tanya Nindy.
“gak
sampat dy, seteloah di cerita soal itu, tiba-tiba saja dia kabur. Tapi sebelum
kabaur, dia berpesan untuk segera meningglakan sekolah ini. karena sekolah ini
berdiri tepat di depan gerbang dunia gaib”jelas Ana.
“kamu
serius na dengan apa yang kamu bilang”kata Lia.
“bener
Lia, Ana gak mungkin mengada-ngada”kata Ana meyakinkan sahabatnya.
“terus
kenapa cewek itu kabur?”tanya Nindy.
“karena
ada sosok yang gak membiarkan dia cerita soal kisahnya”jawab Ana.
“maksud
kamu sosok yang gimana?”tanya Aryo yang ikut penasaran.
“setelah
dia pergi, makhluk itu datang, badannya hitam di tutupi bulu, terus matanya
merah dan sosoknya itu tinggi besar”jelas Ana.
“gila,
aku jadi merinding dengernya na”kata
Nindy.
“kamu
gak di apa-apinyakan na?”tanya Aryo.
“waktu
itu dia langsung menyerang Ana, tapi saat itu Ana langsung kebangun dari
tidur”kata Ana.
“setidaknya
kamu baik-baik saja na”kata Lia.
“iya
sih, Cuma Ana masih penasaran sama cewek yang ada di mimpi Ana itu. Kalian mau
gak bantu Ana nyari info tentang siapa cewek itu?”kata Ana.
“aku
sih, sip-sip aja na”kata Nindy, dengan semangatnya.
“kamu
selalu ada dekat kamu Ana, dalam arti aku ikut”kata Aryo.
“aduh!,
tugas aku banyak ni”kata Tomi
“buat
aja jarang, sok-sok pula kau Tom”kata Aryo. “pokoknya kau harus ikut Tom”
“iya-iya
aku ikut”.
“Lia
takut ni na, dengerin ceeriatnya aja udah buat merinding”kata Lia.
“gak
papa Lia, kita kan Cuma cari info nya aja. Tenang aja gak bakalan kenapa-kenapa
kok”ajak Ana.
“iya
deh na”.
Hari itu, mereka mulai membuat
rencana untuk mencari informasi tentang cewek misterius itu. sepulang sekolah,
Ana dan sahabatnya pergi menuju rumah Pak Yanto, penjaga sekolah. Sesampainya
disana, ternyata Pak Yanto sedang tidak ada dirumah.
“jadi
kita harus gimana?”tanya Tomi.
“kita
tunggu saja Pak Yanto pulang”kata Nindy.
“tapi
kita gak tau Pak Yanto pulangnya jam berapa”kata Tomi, sambil memegang perut
yang kelaparan.
“yaudah,
kita pulang aja, besok kita temui Pak Yanto pas jam istirahat”kata Ana.
Akhirnya mereka berlima pulang
kerumah masing-masing. Ana yang masih penasaran dengan cewek misterius itu,
masih terus memikirkan teka-teki dalam pesan si cewek. Malam itu Ana bisa tidur
dengan nyenyak, karena tidak ada mimpi buruk yang mendatanginya.
Keesokan
harinya. Ana dan sahabatnya mulai mencari Pak Yanto. Hari itu Pak Yanto lagi
jualan makanan di kantin samping sekolah.
“siang
Pak”sapa Ana.
“siang
juga dek, mau beli apa ni?”tanya Pak Yanto.
“kami
mau nanya sesuatu sama Bapak”kata Ana.
“mau
nanya apa ?”tanya Pak Yanto
“soal
cewek yang pernah meninggal di sekolah ini”
Mendengar perkataan Ana, Pak
Yanto langsung terkejut, seakan tahu dengan kisah cewek misterius itu.
“sepulang
sekolah, kalian datang aja ke rumah Bapak. Karena Bapak mau jualan dulu”kata
Pak Yanto, dengan tatapan serius.
“baik
Pak”
Siang itu, mereka kembali kekelas
untuk melanjutkan pelajan terakhir di hari itu. setelah bel pulang berbunyi.
Ana dan ke-empat sahabatnya pergi menuju rumah Pak Yanto. Di sana, Pak Yanto
sudah menunggu mereka.
“jadi,
apa yang mau kalian ketahui dari siswi itu?”tanya Pak Yanto.
“emangnya
dia itu siapa Pak?”tanya Nindy.
Hari itu Pak Yanto menceritakan
semua tentang cewek misterius itu. singkat cerita, cewek itu bernama Wulan,
siswi kelas 1 yang meninggal akibat kecelakaan di depan sekolah. Sejak meninggalnya
Wulan, sekolah ini semakin angker. Bahkan penampakan Wulan sering terlihat di
dalam kelasnya, yaitu kelas yang sedang dihuni oleh Ana dan Nindy. Wulan adalah
siswi terakhir yang meninggal, karena sejak berdirinya sekolah ini, hampir
setiap tahun siswi di sekolah ini akan meninggal secara misterius. Beberapa
paranormal juga sudah di panggil untuk melihat keadaan sekolah ini, dan memang
di sekolah ini adalah gerbang penghubung
dunia gaib.
“apa
tahun ini belum ada korbannya Pak?”tanya Nindy.
“belum,
jadi berhati-hatilah bagi kalian. Tapi apa yang membuat kalian menanyakan
tentang siswi itu?”kata Pak Yanto.
“karena
dia mendatangi saya dalam mimpi Pak”jawab Ana
“apa
yang dia bilang ke kamu?”tanya Pak Yanto.
“di
berpesan untuk segera meninggalkan sekolah ini”jawab Ana.
“terus
apa lagi yang dia bilang?”tanya Pak Yanto lagi.
“hanya
itu, setelah itu dia menghilang, karena ada sosok yang menahannya untuk
bercerita lagi”kata Ana.
“sosok
yang gimana?”
“sosok
tinggi besar, matanya mereh, badannya hitam di penuhi bulu, seperti seeskor
gorila”kata Ana.
“itu
namanya genderuwo. Sosok yang juga sering mengganggu dan menjadi penyebab
meninggalkan siswi disini”kata Pak Yanto. “lebih baik, kalian tinggalkan
sekolah ini, karena makhluk itu bisa menyerang kalian”
“tenang
aja Pak, kami gak bakal di ganggu kok, kenal juga enggak”kata Aryo, sambil
tertawa.
“ussh!,
jangan gitu, entar dia datang”kata Tomi.
Setelah pulang dari rumah Pak
Yanto. Mereka berlima di hantui oleh rasa penasaran dan teka-teki keangkeran
sekolahnya. Walau begitu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena dalam
minggu ini mereka mereka akan menghadapi Ulangan harian.
“besok
kita semua akan Ulangan selama seminggu, jadi lebih baik kita lupakan masalah
tentang sekolah ini, kita harus fokus dulu dengan Ulangan harian”kata Ana.
“oke
deh na”jawab temannya hampir bersamaan.
Malam harinya, Ana mulai belajar
untuk menghadapi Ulangan harian. Seperti bisanya, Ana selalu ingin memberikan
yang terbaik untuk kedua orangtuanya. Tidak hanya Ana, Nindy dan Lia juga melakukan
hal yang sama. Namun, beda halnya dengan Aryo dan Tomi, karena mereka jarang
belajar dan lebih suka menonton televisi atau bermain game.
No comments:
Post a Comment