Hilang Ingatan
Hilang
ingatan, sebuah kejadian dimana seseorang lupa dengan hal-hal yang pernah
terjadi di dalam hidupnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang itu
hilang ingatan. Pertama, seperti kecelakaan yang menyebabkan saraf di otak
terganggu sehingga mengalami hilang ingatan dan kedua adalah karena terlalu
banyak hutang sehingga mencoba untuk hilang ingatan.
Beberapa
manusia juga ingin mengalami hilang ingatan. Seperti orang yang putus cinta
atau bahasa gaulnya ‘Galau’. Penyebabnya tidak lain karena terlalu banyak
berharap dari sesuatu yang memberi harapan. Menusia yang tidak beruntung ini
akan selalu mencoba untuk hilang ingatan. Walau pun sebenarnya mereka masih
tetap mengingat semua masa lalunya.
Kali
ini Aldo bersemangat duduk di perpustakaan kampus. Mencari berbagai buku yang
jarang di cari oleh mahasiswa pada umumnya.
“emangnya
lo nyarai buku apa do?”tanya Zidan yang menemani Aldo.
“buku
ini tentang hantu”kata Aldo yang terus melihat kearah rak buku.
“lo
gila atau gimana?, disini gak ada buku yang kayak gitu”kata Zidan.
“pasti
ada, ini pustaka”kata Aldo dengan yakinnya.
“iya
gue tau, tapi bukan pustaka ini, pustaka kota ”kata Zidan.
“oh!
Gitu ya?”kata Aldo dengan nada polos.
Kini mereka berdua pergi menuju pustaka kota. Tempat dimana
berbagai buku berada. Pustaka ini terkenal dengan buku-buku tua dan langkah
bahkan banyak kolektor buku antik menyumbang buku-buku mereka ke pustaka ini.
gak heren banyak masyarakat yang ingin mengunjungi perputakaan. walau begitu,
tidak banyak yang mau menghabiskan waktu untuk membaca. Selain rasa malas,
bosan dan gak pandai baca. Di perpustakaan
ini terkenal juga dengan internet gratis. Seperti biasa, orang indonesia
gemar dengan yang namanya gratisan. Makanya di perpustkaan ini selalu ramai pengunjung
yang ingin menikmati internet gratis.
Di
depan pintu masuk perpustakaan. Zidan dan Aldo langsung masuk ke dalam. Tetapi
saat mereka mau naik ke lantai atas. Tiba-tiba saja seorang karyawan perpus
datang.
“hay
kalian. Mau k mana?”
“mau
keatas mbak”jawab Zidan.
“kali
tidak boleh membawa tas ke ruang perpustakaan. Jadi sekarang ambil kuci loker
dan simpan tas kalian disana”kata Karyawan perpus.”apa kalian sudah punya kartu
perpustakaan?”
“oh!
Gitu ya. ,maaf saya lupa mbak. Kalau kartu perpus saya sudah punya”kata Zidan.
“yaudah,
sekarang pergi simpan barang bawan kalian”
Entah apa yang terjadi. Tapi beberapa orang yang saat itu
melintas di sebelah mereka terlihat santai membawa naik tas yang di sandangnya.
“mereka
kok boleh bawa tas keatas Dan?”tanya Aldo.
“entahlah,
ini karena gue bawa lo “kata Zidan.
Maklum saja, tampang
Aldo dan Zidan yang mirip maling amatiran selalu menyebabkan rasa curiga di
kalangan para satpam. Bahkan tidak hanya saat itu saja mereka di curigai.
Beberapa hari yang lalu, ketika Aldo dan Zidan parkir di salah satu swalayan.
Mereka juga mengalami hal yang sama. Di datangi oleh orang yang terlihat
curiga. Namun, setelah mereka menaiki motornya masing-masing. ternyata orang
yang mendatangi Aldo dan Zidan itu adalah seorang tukang parkir “bayar uang
parkirnya bang”.
Di
lantai pertama. Terlihat, berbagai rak buku dengan label ilmu pengetahuan.
Mulai dari buku kimia, fisika, dan buku pelajaran lainnya. Bahkan sejauh mata
memandang yang terlihat hanyalah buku-rak buku- dan kutu buku. Merasa tidak
menemukan buku yang di cari. Mereka berdua kembali menaiki ibu tangga ke lantai
berikutnya.
Lantai
berikutnya, tempat dimana buku terjemahan berada. Berbagai jenis buku dari luar
negeri beradai di buku ini. Zidan yang gemar dengan buku luar negeri, langsung
menghampiri salah satu rak buku.
“wah!
Banyak kali buku terjemahannya”seru Zidan.
“udah,
disini gak ada buku yang gue cari. Ayuk keatas lagi”ajak Aldo yang langsung
menaiki tangga.
Sesampainya di lantai terakhir. Suasana lebih sepi dari ruang pustaka lainnya. Hanya ada
beberapa orang yang terlihat duduk sambil membaca buku. Beberapa rak buku
terlihat kosong dan berdebu. Buku-buku tua tersusu di beberapa sudut ruangan.
“do! Lo
yakin ini masih di perpus?”
“iya,
ini perpuslah, lo kira gudang”
“tapi
sepi amat, terus bukunya dikit kali”
“udah
jangan banyak omong. Bantu gue nyari buku tentang hantu”
“iya
sabar”
Bagai mencari kutu di rambut kepala. Mereka mencari satu
persatu buku aneh yang Aldo maksud. tapi tidak kunjung membuahkan hasil. Bahkan
Zidan sudah menyerah dan memilih duduk di kursi.
“gue
nyerah, gak tau mau nyari dimana lagi”
“yaudah
lo duduk aja. Gue mau liat-liat dulu”
Aldo mencoba mencari kearah rak buku yang tersudut di ruangan. Buku-buku yang ada di
rak kali ini terlihat kumuh, tidak terurus dan berdebu. Tapi saat Aldo
mencari-cari. Ia terfokus ke satu buku tebal dengan lembar kertas yang sudah
pudar. Buku ini cukup untuk membuat Aldo diam. Ia bahkan terlihat asik membaca
buku tua itu. melihat hal tersebut. Zidan langsung menghampiri Aldo.
“do, lo
lagi baca buku apa?”tanya Zidan.
Tapi Aldo hanya diam dan terus melihat kearah buku.
“woiii!
Buku apa tu”kata Zidan lagi.
Aldo masih diam dan fokus melihat kearah buku. Semakin
penasaran. Zidan langsung menarik buku yang Aldo baca. Namun, setelah Zidan
membaca buku itu. ia malah kebingungan. Karena buku yang ia pegang adalah buku
bertuliskan bahasa yunani.
“buku
apaan ni?, tulisannya gak bisa gue baca”kata Zidan sambil bolak-balik lembar
buku “tapi kenapa lo keliatan serius baca buku ni?”.
“siapa
yang serius”kata Aldo.
“ya terus
kenapa lo diam aja gue panggil”kata Zidan.
“gue
diam karena gue lagi bingung. gue gak tau cara baca buku itu, terus artinya
juga gak tau. Makanya gue diam aja mencoba mencari petunjuk. Mana tau ada subtitle-nya di belakang buku”kata Aldo
dengan polosnya.
“bego
lo. Buku ini gak pake subtitle .
yaudah kita pulang aja. Lagi pula buku yang mau lo cari itu Cuma mitos. Gak ada
buku tentang hantu”kata Zidan lalu pergi menuju ibu tangga.
Di rumah Aldo masih mikirin soal buku yang ingin di bacanya.
Sejak mulai berteman dengan Sicong. Aldo mulai menyukai hal-hal gaib. Bahkan
beberapa hari belakangan ini. ia mulai menuliskan sebuah novel tentang cerita hantu. Kelelahan, Aldo
ketiduran lagi.
Malam
mulai tiba. Aldo yang dari sore belum mandi kebangun karena bau badannya yang
menyerupai bangkai tikus. Selesai mandi. Aldo kembali baring di tempat tidur.
rencannya ia mau nyambung tidur lagi. namun, apa daya, ketika nyokap datang
memanggil. Aldo harus siap siaga. Karena kalau sampai ia tidak dengar nyokap
manggil. Bisa saja malam itu adalah malam terakhir ia tidur dengan nyenyak
sebelum nyokap mencubit pinggangnya lagi.
“Aldo...,
makan lagi udah malam ni”teriak Nyokap.
“iya
ma, ini mau turun”kata Aldo lalu pergi turun ke dapur.
Makan malam kali ini Aldo gak seperti biasa. Ia hanya makan
sekali. Pada hal hari biasanya ia makan bisa nambah sampai tiga kali. Kadang
sampai gak bisa gerak karena kekenyangan. Bahkan juga sampai keluar masuk WC karena
perut yang sakit.
“kok
makannya gak habis do?”tanya Nyokap.
“lagi
gak nafsu ma”kata Aldo lalu minum.
“kenapa?, di tolak cewek lagi?”tanya Nyokap sambil
tersenyum.
“kok
mama nanya nya gitu”kata Aldo.
“ya
habis, kamu kalau gak nafsu makan, pasti karena di tolak cewek. tiap tahun
biasanya kayak gitukan. Awalnya mama kira kamu sakit. Tapi dengan kajadian yang
setiap tahun. Mama udah biasa dan tau kalau kamu gak nafsu makan, itu artinya
kamu lagi galau”kata Nyokap tertawa ngakak.
“ya
gimana lagi ma. Mungkin jodoh Aldo udah meninggal sejak lahir”kata Aldo dengan
nada sedih.
“mungkin!”seru
Nyokap masih dengan tertawa lepas.
Di kamar, Aldo hanya menatap kearah cermin. Melihat
ketampanannya yang gak lebih dari 10%. Terkadang ia juga merasa sedih. Karena
cintanya selalu bertepuk tangan. Andai saja cinta yang ia miliki bergandengan.
Tapi apa daya, Kisah cinta Aldo masih sebatas mimpi di siang bolong.
Lagi
asik termenung di depan cermin. Tiba-tiba saja Aldo terkejut setengah mati.
Karena ia melihat sosok pocong berdiri tepat di belakangnya. Setelah menarik
nafas perlahan. Aldo mulai sadar, kalau itu adalah Sicong. Teman hantu yang
baru ia kenal beberapa hari yang lalu.
“bisa
gak lo ketok pintu, atau nelpon gitu?”kata Aldo kesal.
“emangnya
kenapa?”tanya Sicong.
“gue
kaget bego...., bayangin aja. Tiba-tiba lo nongol tepat di belakang gue”kata
Aldo.
“jadi aku harus ketok pintu terus pamit masuk dari
pintu depan?”tanya Sicong.
“ya...,
gak gitu juga. pokoknya bagaimana caranya agar lo gak nongol tiba-tiba”jawab
Aldo.
“yaudah,
kalau gitu aku SMS aja”kata Sicong.
“emang
lo punya hape?”tanya Aldo penasaran.
“enggak!”jawab
Sicong.
“terus,
lo ngapain pake acara mau SMS gue”kata Aldo.
“Hello!,
aku ini hantu do. Soal SMS, nelpon, atau nembus dinding. Ia masalah kecil”
“hmm..
iya juga ya. oke, lo atur aja.”kata Aldo “oiya, menurut lo, gue ganteng gak?”
“itu
pertayaan mudah. Cewek mana sih yang gak sadar kalau kamu itu gak ganteng. Jadi
tenang aja “jawab Sicong polos.
“oh!
Gitu ya. yaudah kita ganti topik. Lo bisa bantuin gue buat jadi narasumber. Gue
mau buat novel horor”kata Aldo.
“boleh,
teman itu harus saling bantu kan”kata Sicong dengan semangatnya.
Malam itu, kisah pertemanan manusia dan hantu mulai terjalin
erat. Aldo yang galau, mulai bisa menenangkan diri dan fokus dengan novelnya.
Beberapa pertanyaan mudah sudah keluar dari mulut Aldo. tapi satu pertanyaan
terakhir ini membuat Sicong terdiam untuk beberapa menit
“sebelum
jadi pocong, nama lo siapa? Dan tinggal dimana?”
Sicong terdiam. Ia terlihat serius, seperti sedang berfikir.
Beberapa kali ia ingin bicara. Namun, tidak jadi. Aldo yang berharap banyak,
hanya bisa menunggu jawaban dari Sicong. Waktu terus berlalu. Aldo mulai
merasakan kantuk yang amat berat. Mulutnya menguap lebih dari sepuluh kali.
Matanya kini terlihat kayak cewek yang
baru patah hati. badannya yang terlihat tegap , kini susut terbaring di
atas tempat tidur. Sicong masih terus diam. Memikirkan jawaban dari pertanyaan
Aldo. sampai akhirnya, Aldo pun tertidur dengan laptop yang masih menyala.
Melihat hal itu, Sicong langsung mematikan leptop Aldo. maklum saja. hantu bisa
mematikan alat elektronik apapun. Lalu pergi dari kamar Aldo. Perlahan tanpa menimbulkan suara lompatan.
Malam
berikutnya, Aldo menunggu Sicong datang. ia duduk menghadap jendela. Tetap
fokus dan penuh kewaspadaan. Agar jantung Aldo bisa selamat dari terkejut. Menunggu cukup lama, Sicong belum
kelihatan. Mata Aldo mulai berat. Maklum
saja, saat itu ia lagi coba-coba make bulu mata palsu yang ia ambil dari kamar
nyokapnya. Berharap kalau make bulu mata, ia bisa terlihat cakep. Namun, tetap
saja gak berubah. malah pas ia bercermin. Aldo malah ngerasa ngeliat bencong
yang sedang mangkal. Selesai melepas bulu mata. Tiba-tiba saja hape Aldo
berbuyi.
“Tiiit...Tiiit..Tiiit...Tiiit..!”
Perlahan, Aldo mengambil hape yang ada di atas tempat tidur.
saat itu Ia kebingungan. Karena ada SMS tanpa nomor pengirim. Tapi setelah ia membuka isi SMS, ternyata itu
dari Sicong yang mengatakan “do, gue mau masuk ni. Jangan kaget ya. gue tepat
di depan jendela”.
“iya
masuk aja”kata Aldo kearah jendela.
Dengan gaya khas pocong. Sicong melompat masuk kedalam kamar
“elo
kemana aja sih ?, gue butuh jawaban soal pertanyaan semalam”kata Aldo.
“iya,
aku minta maaf. Bukan gak mau bantu. Tapi aku gak ingat apapun. Terakhir, aku
Cuma ingat, kalau aku di lantik menjadi pocong. Selebihnya aku gak ingat”jelas
Sicong.
“jadi
masa lalu lo, gak ada ingat satu pun?”tanya Aldo penasaran.
“iya
do. Aku juga bingung. kenapa gak ingat apapun”kata Sicong.
“mungkin
lo pernah ketabrak gak pas jadi pocong. Makanya lo hilang ingatan”kata Aldo.
“pernah,
tapi gak sampai hilang ingatan. saat itu gue baru jadi pocong. Terus belum
belajar cara nembus benda padat. Pas nyebrang, gue ketabrak mobil. Tapi, pas ngeliat
gue. supirnya malah kabur. Mobilnya tinggal”kata Sicong.
“yaiyalah.
Lo kan hantu!”seru Aldo.
“iya
ya. mungkin gue lagi insomnia”kata
Sicong.
“Amnesia kalik. Sok pake bahasa gaul.
Bilang aja hilang ingatan. yaudah gue mau tidur. lo pulang sana. kalau ingatan
lo udah balik. Kasih tau gue ya”kata Aldo.
“iya
do. Gue pulang dulu. nitip salam sama nyokap kamu ya”kata Sicong.
“gue
hajar lo!”kata Aldo sambil ngelempar bantal.
Sepulangnya Sicong. Aldo yang tadinya ngantuk. Tiba-tiba
saja sulit tertidur. Matanya kembali terbuka. Tiap memejamkan mata, ia teringat
dengan kisah Sicong. Sosok hantu yang gak ingat dengan masa lalunya. Mungkin
Sicong bakal lupa gimana kisah cintanya, Perjuangannya dan sakit hanya yang
pernah ia alami. tapi ada baiknya, karena melupakan itu adalah hal tersulit.
Sepandai-pandainya tupai melompat. Tetap
saja gak bisa melompati gedung berlantai sepuluh. Begitu juga orang yang
berusaha melupakan. Walau ia merasa bisa melupakan. Bukan berarti ingatan itu
benar hilang. Ingatan itu tetap ada. Ia hanya terlihat hilang karena sering
diabaikan.
Memikirkan
hal tersebut. niat Aldo belajar hilang ingatan dari Sicong mulai memudar. Ia
yakin kalau kenangan adalah hal yang indah. walau terkadang, ada noda di setiap
lembaran. Tapi ada Tipp-ex yang akan menutupinya.
No comments:
Post a Comment