Sunday, 7 December 2014

Malu-Malu Meong

Malu-Malu Meong

                Saat itu gue lagi duduk di kelas nungguin guru datang. Seperti biasa, setiap hari Putra terlihat berantem sama musuhnya. Sebut saja namanya Yeni, cewek cantik, manis, baik. Namun  hobi ngeganggu orang,dan orang yang sering ia ganggu adalah Putra. gak jauh dari tempat Putra berantem, gue ngelihat Arif sedang berantem sama musuhnya juga, yaitu Dira. Cewek manis, cantik, baik, tapi sayangnya garang. Kegarangan Dira, sudah terdengar sampai satu sekolah. Bahkan senior kelas 3 pernah dihajar habis-habisan sampai akhirnya gak masuk selama sehari, karena hari libur.
                Ngelihat mereka berantem membuat gue iri. ‘kenapa gak ada cewek yang mau dekat dengan gue’. senang mungkin ketika bisa dekat sama seorang cewek, walau berantem kayak Putra dan Arif. lagi asik menung, tiba-tiba saja Putra datang dan langsung duduk di sebelah gue, sambil sewot sendiri.

                “apa sih mau tu cewek, ngeganggu gue terus”kata Putra, sewot.
                “mungkin dia suka tu sama lo!!”seru gue.
                “is, amit-amit gue pacaran sama dia,cewek aneh tu. Jangan sampai lah ki”kata Putra dengan muka jijik.
Gak beberapa lama, Arif pun datang.
                “sialan tu Dira, masa rambut gue di jambaknya”kata Arif,  yang  juga sewot.
Saat itu Gue dan Putra Cuma ngelihat tanpa berkata-kata.
                “woii!!, gue ngomong ni, kok diam aja sih”teriak Arif, tambah sewot.
                “ya gue harus bilang apa rif!!!. Putra juga kesal sama Yeni, lo kesel sama Dira, jadi mau gimana lagi, cara satu-satunya lo pindah sekolah aja”kata gue, yang  akhirnya ikutan sewot.
Terkadang seorang teman bisa membuat kita bahagia dan terkadang tingkah aneh teman juga bisa membuat kita menjadi sakit kepala, seperti tingkah Putra dan Arif yang selalu punya masalah sama cewek.  menurut gue, cewek itu adalah sosok yang luar biasa. Pemberi semangat buat cowok, pemberi perhatian buat cowok dan pastinya kunci kesuksesan seorang cowok. seperti Nyokap yang selalu suport gue agar semangat mengejar impian.  Hari itu waktu terasa lebih cepat, karena beberapa guru yang gak ngajar. Di jam pulang sekolah,gue ngelihat Putra lagi berantem lagi sama Yeni.
                “ada Put?”tanya gue.
                “itu ha, buku gue di ambil sama tu cewek aneh”jawab Putra, sambil berusaha mengambil buku yang ada di tangan Yeni.
                “Yen!!, kembalikan aja lah buku Putra tu, soalnya kami mau pulang ni”kata gue.
                “kalau mau pulang, ya pulang aja ki, kan ini bukunya si lembek”kata Yeni .
‘Lembek’, sebuah panggilan yang lebih jelek dari nama kucing tetangga gue. tapi dari apa yang gue lihat dari Putra, kata Lembek memang pantas menggambarkan bentuk fisik Putra yang kurus dan lembek, atau bisa di bilang kayak cacing kerendam bensin.
                “bukan gitu Yen, si Putra ni nembeng sama gue.”
 Dengan beberapa penjelasan, akhirnya Yeni mengembalikan buku milik Putra.
                “gila ni cewek!!!”ucap Putra.
Gak beberapa lama, dari dalam kelas keluarlah Dira dan Arif sambil kejar-kejaran layaknya anak TK umur 30-an.
                “kenapa tu Arif ki?”tanya Putra.
                “biarin aja lah”jawab gue cuek. Dan langsung pergi pulang.
Hampir setiap hari kisah berantem Arif dan Putra dengan cewek selalu terjadi. Bahkan sudah menjadi suatu kebiasaan rutin yang kalau gak mereka lakuin bakalan amnesia sesaat. Namun, apa yang mereka alami juga terjadi sama gue. bedanya gue berantem sama kedua adek gue, Putri dan Risma. Adek gue yang super bandel dan sulit di kendalikan kecuali gue beliin dia permen yang bentuknya mirip kaki gembel. Hampir setiap hari gue harus berantem dan melerai kedua adek gue yang hobi ngeganggu. Terkadang Putri yang duluan ngeganggu Risma, dan kadang Risma yang ngeganggu Putri dan kadang gue yang ngeganggu keduanya.
                Sejak bokap gue meninggal, gue mulai memegang tanggung jawab untuk menjaga adek gue selain nyokap, karena terkadang nyokap sampai stres kalau ngelihat kedua adek gue lagi berantem, sehingga mau gak mau, gue akhirnya turun tangan menyelesaikan perkara perebutan permen kaki gembel ini.
                Beberapa minggu sejak saat itu, kisah Putra dan Arif belum juga berubah. Bahkan berantem mereka semakin menjadi-jadi. Gue sendiri sampai gak tahu siapa yang memulai pertengkaran antara mereka. Karena kalau gak Yeni ngeganggu Putra duluan, kadang Putra yang  ngeganggu Yeni duluan, sama hal nya dengan Arif dan Dira. Siang itu pelajaran Ekonomi sedang berlangsung. Buk Nani adalah guru Ekonomi yang paling sadis kalau memberi tugas. Gak tanggung-tanggung 100 soal menjadi tugas yang harus di kumpul dalam waktu 1 hari. Di akhir pelajaran, Buk Nani langsung membacakan nama-nama kelompok tanpa pemberitahuan dahulu, dan hal terburuk dari kerja kelompok adalah, punya anggota yang isinya siswa pemalas dan bandel sedunia. Sebaliknya, indahnya kerja kelompok adalah, saat bisa sekelompok sama siswa yang pintar, karena yang bakal bikin tugasnya si pintar, anggota tinggal numpang nama. Hari itu gue menjadi siswa yang kurang beruntung, karena harus sekelompok sama Putra dan Yeni, sedangkan Arif sekelompok sama Dira. Entah suatu kebetulan, atau itu memang rencana tuhan. Tidak ada yang tahu.
                Sepulang sekolah, gue, Putra dan Yeni berencana akan kerja kelompok di sekolah.
                “jadi gimana, setujuh kalau kerja kelompok di sekolah aja sehabis pulang nanti??”tanya gue.
                “gue setujuh aja ki”jawab Putra.
                “di kos gue aja lh”kata Yeni.
                “males kali harus ke kos lo”balas Putra. yang pada akhirnya gue harus memutuskan sendiri tanpa perlu meminta persetujuan kedua kucing dan tikus ini. karena dalam segala hal menjadi masalah buat mereka.
                Sepulang dari sekolah,  Kerja kelompok pun di mulai. Anggota kelompok yang paling gue harapkan untuk menyelesaikan tugas ini adalah Yeni, karena dia termasuk siswi yang pintar.
                “jadi ki mulai dari mana Yen?”tanya gue.
                “masing-masing dari kita ringkas setiap sub bab yang ada di buku, biar entar mudah kalau memahami dan buat makalah tugas ni”jelas Yeni.
                “sok tau banget sih lo!!”sambung Putra.
                “dari pada lo, enggak tau apa-apa. Dasar lembek!!”kata Yeni.
                “udah lah, kalau gini  terus, gimana bisa selesai tugas ni”kata gue, sewot.
Gue mulai ngerasain gimana stresnya Nyokap ketika ngurus kedua adek gue yang lagi berantem. Seperti ini lah gue, duduk di antara kedua orang aneh yang hobinya berantem dalam segala hal.  
                Beberapa menit berlalu, tugas yang di angsur-angsur mulai selesai. Namun, bukan berarti Yeni dan Putra gak berantem. Beberapa kali gue harus naik darah untuk ngelerai kucing dan tikus ini. beberapa kali pula gue harus mukul meja agar mereka diam. Saat lagi asik meringkas, tiba-tiba saja Arif datang.
                “jadi kalian disini ya!!!”teriak Arif, lalu masuk ke kelas.
                “loh!!, ngapain lo disini rif, bukannya ada kerja kelompok sama Dira?”tanya Putra.
                “ah males gue. masa Dira nyuruh-nyuruh dan ngasih tugas yang berat-berat ke gue, apa lagi dia jadi ketua pula. Tambah malas.”
                “jangan gitu lah rif, entar nama lo gak di buat di makalah”kata gue.
                “awas aja kalau sampai enggak.”
Kedatangan Arif ke kelas, menambah masalah dalam hidup gue. karena dia malah curhat tentang Dira, yang akhirnya menambah beban isi otak gue. hari itu tugas yang kelompok gue buat, hampir selesai dan sisanya dilanjutkan oleh Yeni. Senang rasanya bisa menyelesaikan tugas sebelum jatuh tempo. Terkadang, stres itu di akibatkan bukan karena banyaknya tugas. Namun, karena banyaknya pikiran tanpa tindakan sehingga tugas yang dipikirkan tidak pernah selesai malah menjadi bertambah.
                Beberapa hari berlalu, sampai masuk pada hari presentasi kelompok ekonomi.  Di saat kelompok gue tampil, Yeni yang lebih banyak menjelas kan dibandingkan gue dan Putra. karena dia memang siswi pintar dan pandai berbicara. Selesai presentasi, sesi berikutnya pun di mulai dan ini salah satu hal yang paling gak gue suka dari presentasi, yaitu sesi pertanyaan.
                “Yen, kalau ada yang nanya, entar bilang aja gini. IS!!!, KEPO BANGET SIH LOHHHH” bisik gue ke Yeni.
                “Idiot lo ki”kata Yeni, sewot.
Hari itu presentasi kelompok gue sangat memuaskan. karena kelompok gue sudah menyediakan fasilitas Plus-Plus (Plus pemahamannya dan Plus penampilannya) sehingga Buk Nani gak banyak omong ke kelompok gue.
                Sepulang sekolah. Di motor ,Entah kenapa Putra curhat soal Yeni.
                “ki menurut lo, Yeni tu gimana sih?”tanya Putra.
                “baik,cantik, pintar. Emang kenapa?, lo suka ya”kata gue.
                “enggak lah, tapi senior-senior banyak yang naksir bahakn nembak dia ki”kata Putra semakin serius.
                “bagus lah Put, jadi dia gak bakal ngeganggu lo lagi kan!!”kata gue.
                “I...iya sih”jawab Putra terbata-bata.
Hari itu adalah, hari pertama Putra curhat tentang Yeni dengan serius.
                Sesampainya dirumah, tiba-tiba saja hape gue berbunyi.
                “Tiii!Tiii!”nada SMS.
Setelah gue lihat, ternyata itu sms dari Arif.
                ‘kenapa ni bocah?’pikir gue.
From : Arif Idiot
Ki, beberapa hari ini gue ngerasa kalau Dira berubah. dia kayak menjauh gitu dari gue. apa karena gue buat kesalahan besar ya ki?.
Dari isi sms Arif, sama dengan apa yang Putra tanya kegue. Tentang cewek yang menjadi musuh mereka. Cewek yang selalu buat mereka kesal, kini akhirnya membuat beban dipikiran mereka, karena si cewek udah mulai menjauh. Bahkan gue mulai berfikir, kalau cinta mulai merasuki kedua teman gue. Sahabat jadi cinta, itu lagu nya band Zigaz dan Musuh jadi cinta, itu baru asumsi semata.
            Hari demi hari, kisah berantem Putra sama Yeni dan Arif sama Dira, mulai berubah. gak ada terlihat bahwa mereka dulunya pasangan musuh. Pasangan yang hobinya cari ribut dan kekacauan. Belakangan gue dapat kabar, kalau Yeni udah punya pacar, yaitu senior kelas 3. Kabar itu juga membuat Putra jadi manusia murung. Dia hobi menghabiskan waktu di kelas dengan menggambar tulisan P dan Y dalam berbagai desain. Gue juga dapat kabar, kalau Dira, juga udah punya cowok, dan kabar itu membuat Arif  juga menjadi pendiam. Namun, satu hal yang membuat gue bingung. dalam setiap kegiatan, Arif dan Putra selalu smsan dengan seseorang. Kepo yang menjadi-jadi membuat gue terpaksa melakukan investigasi diam-diam. Setiap Arif dan Putra baca sms. Gue selalu ngelirik kearah hape mereka. Berharap bisa tahu dengan  siapa mereka berdua smsan. Karena mereka gak mau cerita dan setiap nerima sms, senyum pembunuh berdarah dingin mereka perlihatkan.
            Setiap hari gue manjadi pengintip privasi orang. Gue ngelirik setiap isi sms dari Arif dan putra. namun, apa yang gue lakuin itu gak sia-sia. Gue sekarang tahu siapa teman smsan Putra dan siapa teman smsan Arif. hal yang gak terduga memang terjadi. Teman smsan Putra adalah Yeni dan teman smsan Arif adalah Dira. entah suatu kebetulan lagi, atau ini memang rencana tuhan.
            Waktu terus berlalu, kabar tentang putusnya Yeni dengan pacarnya membuat Putra kembali ceria. Begitu pula dengan Arif yang ikut cerita karena beberapa hari setelah putusnya Yeni, Dira juga ikut putus. Mungkin karena gak bayar listrik sehingga di putusin(emangnya listrik PLN). Sejak saat itu, mereka mulai semakin dekat. Walau hanya lewat hape. Di kelas 3 SMA, kabar  tetang  jadiannya Putra dan Yeni, mulai gue dengar. Gue senang. Namun sedikit kecewa karena kabar itu bukan langusng dari teman gue sendiri. Setelah tamat SMA. Gue juga mulai mendapat kabar dari teman dekatnya Dira. kalau Dira udah jadian sama Arif. kini kata yang di tolak oleh Putra ketika ditaya soal cinta ke Yeni, semua berubah. dia malu untuk mengungkapkan cinta, hingga akhirnya cinta itu sendiri yang memperlihatkan kehadirannya di anatar mereka dengan jadiannya pasangan aneh ini. sampai sekarang kisah cinta itu masih mereka jaga. Gue sempat bertanya ke Putra “apa lo yakin bakal menikah sama Yeni??”
            Putra pun menjawab “gue yakin , dan gue harus bisa menjaga hubungan ini sampai akhir”.
Cinta merubah segalanya, cinta yang awalnya malu-malu. Kini menjadi kucing yang menyerang secara diam-diam.  Malu- malu kucing, yang kini jadi sifat manusia masa kini.
Soal kisah gue. sekarang  di cuekin sama teman gue, karena kerja mereka yaitu smsan dan teleponan. Sedangkan gue, nunggin operator seluler sms  buat ngingatin agar ngisi pulsa.

               
Penulis : Yoki Merkuri
Twitter : @yoki_ym


                                

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...