Malu-Malu Meong
Saat
itu gue lagi duduk di kelas nungguin guru datang. Seperti biasa, setiap hari
Putra terlihat berantem sama musuhnya. Sebut saja namanya Yeni, cewek cantik,
manis, baik. Namun hobi ngeganggu
orang,dan orang yang sering ia ganggu adalah Putra. gak jauh dari tempat Putra
berantem, gue ngelihat Arif sedang berantem sama musuhnya juga, yaitu Dira.
Cewek manis, cantik, baik, tapi sayangnya garang. Kegarangan Dira, sudah
terdengar sampai satu sekolah. Bahkan senior kelas 3 pernah dihajar
habis-habisan sampai akhirnya gak masuk selama sehari, karena hari libur.
Ngelihat
mereka berantem membuat gue iri. ‘kenapa gak ada cewek yang mau dekat dengan
gue’. senang mungkin ketika bisa dekat sama seorang cewek, walau berantem kayak
Putra dan Arif. lagi asik menung, tiba-tiba saja Putra datang dan langsung
duduk di sebelah gue, sambil sewot sendiri.
“apa
sih mau tu cewek, ngeganggu gue terus”kata Putra, sewot.
“mungkin
dia suka tu sama lo!!”seru gue.
“is,
amit-amit gue pacaran sama dia,cewek aneh tu. Jangan sampai lah ki”kata Putra
dengan muka jijik.
Gak beberapa lama, Arif pun datang.
“sialan
tu Dira, masa rambut gue di jambaknya”kata Arif, yang
juga sewot.
Saat itu Gue dan Putra Cuma ngelihat tanpa berkata-kata.
“woii!!,
gue ngomong ni, kok diam aja sih”teriak Arif, tambah sewot.
“ya gue
harus bilang apa rif!!!. Putra juga kesal sama Yeni, lo kesel sama Dira, jadi
mau gimana lagi, cara satu-satunya lo pindah sekolah aja”kata gue, yang akhirnya ikutan sewot.
Terkadang seorang teman bisa membuat kita bahagia dan
terkadang tingkah aneh teman juga bisa membuat kita menjadi sakit kepala,
seperti tingkah Putra dan Arif yang selalu punya masalah sama cewek. menurut gue, cewek itu adalah sosok yang luar
biasa. Pemberi semangat buat cowok, pemberi perhatian buat cowok dan pastinya
kunci kesuksesan seorang cowok. seperti Nyokap yang selalu suport gue agar
semangat mengejar impian. Hari itu waktu
terasa lebih cepat, karena beberapa guru yang gak ngajar. Di jam pulang
sekolah,gue ngelihat Putra lagi berantem lagi sama Yeni.
“ada
Put?”tanya gue.
“itu
ha, buku gue di ambil sama tu cewek aneh”jawab Putra, sambil berusaha mengambil
buku yang ada di tangan Yeni.
“Yen!!,
kembalikan aja lah buku Putra tu, soalnya kami mau pulang ni”kata gue.
“kalau
mau pulang, ya pulang aja ki, kan ini bukunya si lembek”kata Yeni .
‘Lembek’, sebuah panggilan yang lebih jelek dari nama kucing
tetangga gue. tapi dari apa yang gue lihat dari Putra, kata Lembek memang
pantas menggambarkan bentuk fisik Putra yang kurus dan lembek, atau bisa di
bilang kayak cacing kerendam bensin.
“bukan
gitu Yen, si Putra ni nembeng sama gue.”
Dengan beberapa
penjelasan, akhirnya Yeni mengembalikan buku milik Putra.
“gila
ni cewek!!!”ucap Putra.
Gak beberapa lama, dari dalam kelas keluarlah Dira dan Arif
sambil kejar-kejaran layaknya anak TK umur 30-an.
“kenapa
tu Arif ki?”tanya Putra.
“biarin
aja lah”jawab gue cuek. Dan langsung pergi pulang.
Hampir setiap hari kisah berantem Arif dan Putra dengan
cewek selalu terjadi. Bahkan sudah menjadi suatu kebiasaan rutin yang kalau gak
mereka lakuin bakalan amnesia sesaat. Namun, apa yang mereka alami juga terjadi
sama gue. bedanya gue berantem sama kedua adek gue, Putri dan Risma. Adek gue
yang super bandel dan sulit di kendalikan kecuali gue beliin dia permen yang
bentuknya mirip kaki gembel. Hampir setiap hari gue harus berantem dan melerai
kedua adek gue yang hobi ngeganggu. Terkadang Putri yang duluan ngeganggu
Risma, dan kadang Risma yang ngeganggu Putri dan kadang gue yang ngeganggu
keduanya.
Sejak
bokap gue meninggal, gue mulai memegang tanggung jawab untuk menjaga adek gue
selain nyokap, karena terkadang nyokap sampai stres kalau ngelihat kedua adek
gue lagi berantem, sehingga mau gak mau, gue akhirnya turun tangan
menyelesaikan perkara perebutan permen kaki gembel ini.
Beberapa
minggu sejak saat itu, kisah Putra dan Arif belum juga berubah. Bahkan berantem
mereka semakin menjadi-jadi. Gue sendiri sampai gak tahu siapa yang memulai
pertengkaran antara mereka. Karena kalau gak Yeni ngeganggu Putra duluan,
kadang Putra yang ngeganggu Yeni duluan,
sama hal nya dengan Arif dan Dira. Siang itu pelajaran Ekonomi sedang berlangsung.
Buk Nani adalah guru Ekonomi yang paling sadis kalau memberi tugas. Gak
tanggung-tanggung 100 soal menjadi tugas yang harus di kumpul dalam waktu 1
hari. Di akhir pelajaran, Buk Nani langsung membacakan nama-nama kelompok tanpa
pemberitahuan dahulu, dan hal terburuk dari kerja kelompok adalah, punya
anggota yang isinya siswa pemalas dan bandel sedunia. Sebaliknya, indahnya
kerja kelompok adalah, saat bisa sekelompok sama siswa yang pintar, karena yang
bakal bikin tugasnya si pintar, anggota tinggal numpang nama. Hari itu gue
menjadi siswa yang kurang beruntung, karena harus sekelompok sama Putra dan
Yeni, sedangkan Arif sekelompok sama Dira. Entah suatu kebetulan, atau itu
memang rencana tuhan. Tidak ada yang tahu.
Sepulang
sekolah, gue, Putra dan Yeni berencana akan kerja kelompok di sekolah.
“jadi
gimana, setujuh kalau kerja kelompok di sekolah aja sehabis pulang
nanti??”tanya gue.
“gue setujuh
aja ki”jawab Putra.
“di kos
gue aja lh”kata Yeni.
“males
kali harus ke kos lo”balas Putra. yang pada akhirnya gue harus memutuskan
sendiri tanpa perlu meminta persetujuan kedua kucing dan tikus ini. karena
dalam segala hal menjadi masalah buat mereka.
Sepulang
dari sekolah, Kerja kelompok pun di
mulai. Anggota kelompok yang paling gue harapkan untuk menyelesaikan tugas ini
adalah Yeni, karena dia termasuk siswi yang pintar.
“jadi
ki mulai dari mana Yen?”tanya gue.
“masing-masing
dari kita ringkas setiap sub bab yang ada di buku, biar entar mudah kalau
memahami dan buat makalah tugas ni”jelas Yeni.
“sok
tau banget sih lo!!”sambung Putra.
“dari
pada lo, enggak tau apa-apa. Dasar lembek!!”kata Yeni.
“udah
lah, kalau gini terus, gimana bisa selesai
tugas ni”kata gue, sewot.
Gue mulai ngerasain gimana stresnya Nyokap ketika ngurus
kedua adek gue yang lagi berantem. Seperti ini lah gue, duduk di antara kedua
orang aneh yang hobinya berantem dalam segala hal.
Beberapa
menit berlalu, tugas yang di angsur-angsur mulai selesai. Namun, bukan berarti
Yeni dan Putra gak berantem. Beberapa kali gue harus naik darah untuk ngelerai
kucing dan tikus ini. beberapa kali pula gue harus mukul meja agar mereka diam.
Saat lagi asik meringkas, tiba-tiba saja Arif datang.
“jadi
kalian disini ya!!!”teriak Arif, lalu masuk ke kelas.
“loh!!,
ngapain lo disini rif, bukannya ada kerja kelompok sama Dira?”tanya Putra.
“ah
males gue. masa Dira nyuruh-nyuruh dan ngasih tugas yang berat-berat ke gue,
apa lagi dia jadi ketua pula. Tambah malas.”
“jangan
gitu lah rif, entar nama lo gak di buat di makalah”kata gue.
“awas
aja kalau sampai enggak.”
Kedatangan Arif ke kelas, menambah masalah dalam hidup gue.
karena dia malah curhat tentang Dira, yang akhirnya menambah beban isi otak
gue. hari itu tugas yang kelompok gue buat, hampir selesai dan sisanya
dilanjutkan oleh Yeni. Senang rasanya bisa menyelesaikan tugas sebelum jatuh
tempo. Terkadang, stres itu di akibatkan bukan karena banyaknya tugas. Namun,
karena banyaknya pikiran tanpa tindakan sehingga tugas yang dipikirkan tidak
pernah selesai malah menjadi bertambah.
Beberapa
hari berlalu, sampai masuk pada hari presentasi kelompok ekonomi. Di saat kelompok gue tampil, Yeni yang lebih
banyak menjelas kan dibandingkan gue dan Putra. karena dia memang siswi pintar
dan pandai berbicara. Selesai presentasi, sesi berikutnya pun di mulai dan ini
salah satu hal yang paling gak gue suka dari presentasi, yaitu sesi pertanyaan.
“Yen,
kalau ada yang nanya, entar bilang aja gini. IS!!!, KEPO BANGET SIH LOHHHH” bisik gue ke Yeni.
“Idiot
lo ki”kata Yeni, sewot.
Hari itu presentasi kelompok gue sangat memuaskan. karena
kelompok gue sudah menyediakan fasilitas Plus-Plus (Plus pemahamannya dan Plus
penampilannya) sehingga Buk Nani gak banyak omong ke kelompok gue.
Sepulang
sekolah. Di motor ,Entah kenapa Putra curhat soal Yeni.
“ki
menurut lo, Yeni tu gimana sih?”tanya Putra.
“baik,cantik,
pintar. Emang kenapa?, lo suka ya”kata gue.
“enggak
lah, tapi senior-senior banyak yang naksir bahakn nembak dia ki”kata Putra
semakin serius.
“bagus
lah Put, jadi dia gak bakal ngeganggu lo lagi kan!!”kata gue.
“I...iya
sih”jawab Putra terbata-bata.
Hari itu adalah, hari pertama Putra curhat tentang Yeni
dengan serius.
Sesampainya
dirumah, tiba-tiba saja hape gue berbunyi.
“Tiii!Tiii!”nada
SMS.
Setelah gue lihat, ternyata itu sms dari Arif.
‘kenapa
ni bocah?’pikir gue.
From : Arif Idiot
Ki, beberapa hari ini gue ngerasa kalau
Dira berubah. dia kayak menjauh gitu dari gue. apa karena gue buat kesalahan
besar ya ki?.
Dari isi
sms Arif, sama dengan apa yang Putra tanya kegue. Tentang cewek yang menjadi
musuh mereka. Cewek yang selalu buat mereka kesal, kini akhirnya membuat beban
dipikiran mereka, karena si cewek udah mulai menjauh. Bahkan gue mulai
berfikir, kalau cinta mulai merasuki kedua teman gue. Sahabat jadi cinta, itu
lagu nya band Zigaz dan Musuh jadi cinta, itu baru asumsi semata.
Hari demi hari, kisah berantem Putra
sama Yeni dan Arif sama Dira, mulai berubah. gak ada terlihat bahwa mereka
dulunya pasangan musuh. Pasangan yang hobinya cari ribut dan kekacauan.
Belakangan gue dapat kabar, kalau Yeni udah punya pacar, yaitu senior kelas 3.
Kabar itu juga membuat Putra jadi manusia murung. Dia hobi menghabiskan waktu
di kelas dengan menggambar tulisan P dan Y dalam berbagai desain. Gue juga
dapat kabar, kalau Dira, juga udah punya cowok, dan kabar itu membuat Arif juga menjadi pendiam. Namun, satu hal yang
membuat gue bingung. dalam setiap kegiatan, Arif dan Putra selalu smsan dengan
seseorang. Kepo yang menjadi-jadi membuat gue terpaksa melakukan investigasi
diam-diam. Setiap Arif dan Putra baca sms. Gue selalu ngelirik kearah hape
mereka. Berharap bisa tahu dengan siapa
mereka berdua smsan. Karena mereka gak mau cerita dan setiap nerima sms, senyum
pembunuh berdarah dingin mereka perlihatkan.
Setiap hari gue manjadi pengintip
privasi orang. Gue ngelirik setiap isi sms dari Arif dan putra. namun, apa yang
gue lakuin itu gak sia-sia. Gue sekarang tahu siapa teman smsan Putra dan siapa
teman smsan Arif. hal yang gak terduga memang terjadi. Teman smsan Putra adalah
Yeni dan teman smsan Arif adalah Dira. entah suatu kebetulan lagi, atau ini
memang rencana tuhan.
Waktu terus berlalu, kabar tentang
putusnya Yeni dengan pacarnya membuat Putra kembali ceria. Begitu pula dengan
Arif yang ikut cerita karena beberapa hari setelah putusnya Yeni, Dira juga
ikut putus. Mungkin karena gak bayar listrik sehingga di putusin(emangnya
listrik PLN). Sejak saat itu, mereka mulai semakin dekat. Walau hanya lewat
hape. Di kelas 3 SMA, kabar tetang jadiannya Putra dan Yeni, mulai gue dengar.
Gue senang. Namun sedikit kecewa karena kabar itu bukan langusng dari teman gue
sendiri. Setelah tamat SMA. Gue juga mulai mendapat kabar dari teman dekatnya
Dira. kalau Dira udah jadian sama Arif. kini kata yang di tolak oleh Putra
ketika ditaya soal cinta ke Yeni, semua berubah. dia malu untuk mengungkapkan
cinta, hingga akhirnya cinta itu sendiri yang memperlihatkan kehadirannya di
anatar mereka dengan jadiannya pasangan aneh ini. sampai sekarang kisah cinta
itu masih mereka jaga. Gue sempat bertanya ke Putra “apa lo yakin bakal menikah
sama Yeni??”
Putra pun menjawab “gue yakin , dan
gue harus bisa menjaga hubungan ini sampai akhir”.
Cinta
merubah segalanya, cinta yang awalnya malu-malu. Kini menjadi kucing yang
menyerang secara diam-diam. Malu- malu
kucing, yang kini jadi sifat manusia masa kini.
Soal
kisah gue. sekarang di cuekin sama teman
gue, karena kerja mereka yaitu smsan dan teleponan. Sedangkan gue, nunggin
operator seluler sms buat ngingatin agar
ngisi pulsa.
Penulis :
Yoki Merkuri
Email : coretan_ku@yahoo.com
Twitter :
@yoki_ym
No comments:
Post a Comment